Monday, 10 February 2020

Mengenal Sejarah Latar Belakang dan Isi Kitab Lukas Serta Kekhususannya


Mengenal Sejarah Latar Belakang dan Isi Kitab Lukas
Serta Kekhususannya
I. Pendahuluan
Sangat penting bagi kita untuk mempelajari Kitab Lukas ini. Kitab Lukas merupakan bagian dari Injil Sinoptik dan kitab yang ketiga dari Perjanjian Baru. Kita akan membahas tentang penulis, waktu dan tempat penulisan, tujuan, dan ciri-ciri kitab dari Kitab Lukas. Untuk itu kami akan menyajikannya kepada kita tentang Kitab Lukas ini. Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua.
II. Pembahasan
II.1.  Latar Belakang Injil Lukas
Injil Lukas adalah kitab yang alamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Lukas 1:1-3). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari gereja mula-mula dan bukti kuat dalam kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kitab itu. Lukas adalah seorang petobat Yunani. Roh kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus yang mulia guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari bukan orang Yahudi akan kisah lengkap mengenai permulaan kekristenan. Lukas 1:1-4 kata pendahuluan ini adalah kunci bagi kitab ini dan juga bagi kitab Kisah Para Rasul dianggap memiliki satu kesatuan.
II.2.  Penulis, Waktu dan Tempat Penulisan Injil
Menurut sumber-sumber kuno Perjanjian Baru, Lukas adalah penulis Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Lukas adalah dokter ( Kol 4: 14), teman seperjalanan dalam pelayanan Rasul Paulus. Sekitar abad ke-2 M, Lukas adalah seorang pengikut Paulus. Akan tetapi, Lukas seorang pengikut Paulus yang memiliki profesi sebagai seorang dokter di saksikan sebagai orang yang menukis Injil Lukas. Dalam Perjanjian Baru, nama Lukas hanya 3 kali disebutkan dalam Perjanjian Baru, yakni dalam surat Kolose 4:14, Filemon 1:24, dan 2 Timotius 4:11. Dari nats-nats ini, maka disimpulkan bahwa Lukas adalah seorang Tabib yang bersama dengan Paulus selama pemenjaraan pertama dan kedua.  Dalam surat Kolose ia disebutkan sebagai “Tabib Lukas yang ke kasih”. Dalam  surat kepada Filemon, Lukas disebut sebagai “ Teman sekerja Paulus” sedangkan dalam 2 Timotius ia disebutkan sebagai “Yang tinggal dengan Paulus”. Lukas bersama-sama dengan Paulus dari Troas sampai ke Filipi. Ia bersama dengan Paulus, ketika Paulus di penjarakan di Kaisarea. Kemudian, ia juga pergi bersama Paulus ke Roma. Di Roma, Paulus menyebut Lukas sebagai orang yang setia selama dalam penjara.
Kita tidak dapat menetukan tempat penulisan injil dengan pasti. Kemungkinan tulisan yang dimaksudkan, antara lain Markus dan sumber Q, yaitu sumber yang berisi perkataan-perkataan Yesus. Menurut pasal 21:24, Lukas melihat kembali ke belakang, yaitu kepada kehancuran kota Yerusalem dan ia juga menyinggung tentang kematian Paulus (Kis. 20:25, 38; 21:13). Lukas dari titik pandang orang Kristen pada generasi ke-3, di mana ia memiliki minat pada sejarah keselamatan. Dari data ini, kita dapat menanggalkan penulisan Injil Lukas sekitar 80-85 M.
Namun, ada informasi yang menjelaskan kepada kita bahwa tempat itu di luar Palestina. Para ahli perjanjian baru menyimpulkan bahwa Injil Lukas di tulis di Roma.
II.3.  Sumber-sumber Injil Lukas
Sumber yang dipakai dalam injil Lukas adalah Injil Markus, sumber Quelle (Q) yang berisi perkataan-perkataan Yesus dan sejumlah bahan khusus yang dikenal dengan istilah sumber Logia (L).
II.4.  Tujuan Penulisan
Pengarang ingin memberi kesaksian, bahwa dalam Yesus Kristus ada keselamatan sepenuhnya. Keselamatan ini juga untuk orang kafir (non-Yahudi), untuk orang hina dan berdosa. Dengan demikian, Lukas ingin menyaksikan kepada para pembaca dan ingin memberikan kebenaran dan kesungguhan tentang hal Yesus (Luk 1:14). Lukas sendiri menujukan karya tulisnya kepada Teofilus. Teofilus adalah seorang petobat nonYahudi, yang kepadanya, Lukas menganggap perlu untuk memberikan sebuah laporan yang teratur dan terperinci mengenai iman Kristen dan keberadaan orang-orang yang telah menjadi percaya. Dalam menuliskan Injilnya ini, Lukas sangat memperhatikan catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang ada sebelumnya, sehingga tingkat keakuratan informasi yang dia berikan tidak perlu diragukan lagi. Lukas menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia, manusia yang ideal kepada bangsa Yunani. Karena bangsa Yunani sudah sejak lama mendambakan ‘manusia sempurna’. Karya Lukas dirancangkan untuk memenuhi permintaan tersebut, sehingga Lukas menunjukkan bahwa injil diperuntukkan bagi semua orang.
II.5.  Pokok-pokok Teologi Injil Lukas
II.5.1. Perhatian Terhadap Dunia Orang Bukan Yahudi
Menurut Lukas, ketika menyajikan keturunan Yesus dalam silsilah ia menyelusuri silsilah itu sampai Adam sebagai bapa semua umat manusia. Jika kita membandingkan Markus 1:2-3 dengan Lukas 3:4-6, maka Lukas mengukitp juga Yesaya 40:3-5, sebab disana dikatakan bahwa keselamatan itu ditawarkan kepada semua bangsa. Yesus memiliki ciri yang ciri yang umum, yaitu Juru Selamat bagi seluruh bangsa (Luk 2:10). Peta pelayanan Yesus menurut Lukas, tidak hanya berkeliling di daerah Palestina. Ia juga mengujungi daerah bukan Yahudi, antara lain Tirus dan Sidon (Luk 6:17). Dengan demikian pelayanan Yesus tidak hanya dialami oleh orang Yahudi, tetapi juga oleh orang bukan Yahudi. Kita tidak dapat menetukan tempat penulisan injil dengan pasti.
 Kemungkinan tulisan yang dimaksudkan, antara lain Markus dan sumber Q, yaitu sumber yang berisi perkataan-perkataan Yesus. Menurut pasal 21:24, Lukas melihat kembali ke belakang, yaitu kepada kehancuran kota Yerusalem dan ia juga menyinggung tentang , kematian Paulus (Kis. 20:25, 38; 21:13). Lukas dari titik pandang orang Kristen pada generasi ke-3, di mana ia memiliki minat pada sejarah keselamatan. Dari data ini, kita dapat menanggalkan penulisan Injil Lukas sekitar 80-85 M.

II.5.2. Keprihatinan Terhadap Orang Miskin
Yesus, menurut Lukas sangat prihatin terhadap orang miskin. Pada awal Injilnya, ia menyajikan nyanyian Maria yang menggambarkan tentang kuasa Allah yang akan menjungkirbalikan tatannan sosial dalam masyarakat. Maria berkata: “ Ia menurukan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meniggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa” ( Luk. 1:52,53).
Menurut Lukas, kelompok orang-orang pertama yang berjumpa dengan yesus setelah kelahiran-Nya adalah kelompok para gembala ( Lukas. 2:8-20) sebagai orang-orang miskin dan lemah. Setelah perjumpaan dengan Yesus, mereka kembali dengan sukacita dan memuliakan Tuhan. Dalam nasihat kepada pendengar-Nya, Yesus meminta kepada mereka yang melakukan perjamuan agar lebih baik mengundang orang miskin karena dengan demikian mereka akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar (band. Lukas 14:13). Dalam perumpaan tentang “Orang-orang yang berdalih”  ( Luk. 14; 15-24; band. Mat. 22:1-10), Yesus, menurut Lukas, juga menyebut undangan kepada orang miskin, buta dan tuli untuk memperoleh bagian dalam pesta perjamuan tuan itu (ay.21). Dalam khotbah Yesus di padang, Ia menyapa orang miskin sebagai orang yang berbahagia, sementara Ia mengancam orang kaya dengan ucapan “celaka” ( Luk. 6:20-26). Tidak hanya itu Yesus, menurut  Lukas, juga menyebut orang-orang kaya yang menggantungkan hidupnya pada kekayaan sebagai orang bodoh ( Luk. 12:13-21). Benar, orang itu pandai mempersiapkan lumbungnya untuk menjamin hidupnya secara jasmani, tetapi jiwanya binasa. Dan terhadap orang kaya yang menutup pintu hatinya bagi orang miskin, sehingga orang miskin itu mati, orang kaya itu akan dihukum, sementara orang miskin itu hidup dalam kebahagiaan (Luk. 16:19-31).
II.5.3. Perhatian Kepada Kaum Wanita
Menurut Lukas, Yesus lahir dari seorang perempuan. Pada waktu Ia membawa ke Bait Allah, Ia disambut oleh seorang perempuan yang disebut Hanna ( Luk. 2:36-38). Dalam pelayanan Yesus , para perempuan selalu ada dan melayani rombongan Yesus ( Luk. 8:2-3). Lukas juga menceritakan bahwa Yesus seriing menolong perempuan. Di rumah Petrus, Ia menyembuhkan mertua Lukas 8:40-42, Yesus membiarkan diri disentu oleh seorang peremupuan yang sakit pendarahan, sehingga perempuan itu menjadi sembuh. Di rumah Simon, Ia membiarkan diri-Nya diurapi oleh seorang perempuan berdosa ( Luk. 7:36-50). Yesus  juga pernah membela hak para janda ( Luk. 20:47). Malah, para wanita tetap setia kepada Yesus sampai peristiwa penyaliban di kayu salib ( Luk. 23:27, 49). Ketika bangkit, Yesus pertama kali menampakan diri kepad para wanita ( Luk. 24:1-11).
II.5.4. Hidup Dalam Doa
Lukas juga menekankan bahwa Yesus selalu hidup dalam hubungan yang erat dengan Allah dalam doa. Dalam Lukas 3:21, dikatakan bahwa Roh Allah turun kepada Yesus ketika Ia sedang berdoa. Dan setelah melaksanakan tugas-Nya, Yesus mengudurkan diri untuk berdoa (Luk. 5:16). Sebelum memilih murid-murid-Nya, Ia juga berdoa kepada Bapa ( Luk. 6:12). 
II.5.5. Sejarah Keselamatan
Lukas membagi sejarah penyelamatan Allah atas tiga masa, yaitu masa sebelum Yesus (masa hukum Taurat dan nabi-nabi), masa Yesus ( sebagai pusat sejarah penyelamatan Allah), dan masa sesudah Yesus ( masa Gereja dan Roh Kudus). Mata terakhir ini juga disebut sebagai masa pekabaran Injil (Kis. 1:8). Masa  sebelum Yesus adalah masa Perjanjian Lama, di mana hukum Taurat hukum diberikan  dan para nabi bernubuat. Sedangkan, masa Yesus merupakan pusat sejarah. Pada masa Yesus ini, iblis undur diri dari panggung  sejarah keselamatan (band. Luk. 4;13). Pada masa ini pula, kerajaan Allah diberlakukan. Pemerintahan tahan Allah dialami oleh orang-orang dalam kehidupannya sehari-hari, termasuk orang miskin, orang lemah, orang sakit, dan orang yang dirasuki oleh setan. Sedangkan, masa gereja adalah masa di mana gereja, oleh perkerjaan Roh Kudus, berkembang ke seluruh dunia. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, timbul penganiayaan terhadap gereja walau demikian, gereja akan terus bertumbuh dan mencapai pusat dunia pada waktu itu.
II.5.6. Roh Kudus
Lukas juga banyak berbicara tentang Roh Kudus dan perkerjaannya, baik dalam hubungan dengan Yesus (Luk. 4:1,14) maupun dengan murid-murid-Nya ( Luk. 11:13), khususnya dalam  bukunya yang kedua (Kisah Para Rasul). Tema yang sangat menonjol adalah Roh Kudus dan perkerjaannya. Dalam Kisah Para Rasul 2, kita membaca tentang pemberian Roh Kudus kepada para murid seperti lidah-lidah api ke atas mereka. Peristiwa tersebut diikuti dengan khotbah Petrus yang menyebabkan pertobatan massal 3000 orang. Ke mana para rasul itu pergi, Roh selalu menuntun mereka. Bahkan, untuk menentukan arah perjalanan perkabaran Injil, Roh Kuduslah yang menunjukkan (Kis. 16:6-19). Dengan demikian, Roh Kuduslah yang memungkinkan gereja untuk bertumbuh. Sedangkan, para rasul hanya sebagai alat yang melakukan perkerjaan Roh itu.
II.6.  Kekhususan Injil Lukas
 Melalui injilnya, Lukas menunjukkan bahwa Yesus adalah penyelamat dunia. Lukas menekankan bahwa Injil ditunjukan kepada semua orang. Hal itu sepadan dengan karakter Lukas sebagai dokter. Lukas mempunyai perhatian untuk semua orang, khususnya orang-orang miskin, orang-orang sakit, para pekerja/buruh, para pemungut cukai, orang-orang Samaria, dan lain-lain. Belas kasihan yang tunjukkan pada Yesus adalah tema yang sangat penting dalam Injilnya. Lukas 19:10 merangkum dengan indah inti pesan Injil ini: “ Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
II.7.  Struktur Kitab
Garis besarnya didasarkan pada paham Kristus sebagai “anak manusia”. Lukas melukiskan pelayanan jepada orang-orang dengan maksud untuk memperluas pelayanan itu ke luar daerah tersebut.
1. Kata Pendahuluan: maksud dinyatakan 1:1-4
2. Persiapan Anak Manusia 1:5-4:13
3. Pelayanan Anak Manusia di Galilea 4:14-9:50
4. Pelayanan Anak Manusia di Perea 9:51-18:30
5. Pelayanan Anak Manusia di Yerusalem 18:31-21:38
6. Pelayanan Penderitaan Anak Manusia 22:1-23:56
7. Pelayanan Kebangkitan Anak Manusia 24:1-53
II.8.  Pemberitahuan Tentang Anak Manusia
II.8.1. Kelahiran dan Masa Muda Yesus
Menentukan kelahiran Yesus memang tidak mudah, karena ternyata ada kesalahan dalam perhitungan yang dilakukan oleh Dyonesius. Pada pertengahan pertama abad ke 6 M., Dyonesius seoraang rahib melakukan perhitungan dengan menetapkan keahiran Yesus sebagai titik berangkat perhitungan, sehingga dipakailah istilah Anno Domini. Dia melakukan kesalahan dalam menghitung waktu kelahiran Yesus sekitar 4 atau 5 tahun, karena kelahiran Yesus jatuh pada waktu menjelang kematian Herodes Agung, yaitu tahun 4 SM. Lukas dan Matius melaporkan bahwa kelahiran Yesus itu terjadi pada pemerintahan Kaisar Agustus.
Lukas juga memberitahukan bahwa Yohanes pembaptis memulai pelayanannya pada tahun ke lima  belas pemerintahan Kaisar Tiberius (Luk. 3:1) dan, dalam pasal yang sama, Lukas juga mencatat bahwa Yesus dibaptis oleh Yohanes ketika berumur 30 tahun (Luk. 3:21-23). Para ahli sejarah menghitung pemerintahan Tiberius dimulai dari waktu ia memerintah sebagai wakil kaisar tahun 11 atau 12 sesudah Masehi. Jika kita mengambil tahun 11 atau 12 sesudah Masehi titik tolak perhitungan, maka hal itu berarti pada tahun 26 atau 27 sesudah Masehi , yaitu tahun ke-15 pemerintahan Tiberius, Yesus sudah berumur sekitar 30 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelahiran Yesus terjadi pada tahun 5 atau 4 sebelum Masehi, sebelum kematian Herodes Agung pada bulan April tahun 4 SM
 Semua Injil ( Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) secara mendetail menceritakan tentang masa pelayanan Yesus, sejak pembaptisanNya hingga penyaliban dan kematianNya. Akan tetapi, mereka semuanya bungkam tentang masa muda Yesus, yakni waktu antara Yesus berumur 12 tahun hingga masa 30 tahun pada umur 12 tahun Lukas melaporkan bahwa Yesus bersama orang tuanya ke Yerusalem. Kemudian Yesus kembali ke kampung halamannya di Nazareth lalu tidak ada lagi laporan mengenai aktivitas Yesus yang selanjutnya. Masa ini biasa disebut masa sunyi dalam perjalanan hidup Yesus. Yesus sendiri tentu belajar membaca karena Ia bisa membaca taurat di dalam Sinagoge di Nazareth ( Luk. 4:16). Menurut tradisi Yahudi, seorang anak harus menjadi penerus perkerjaan ayahnya. Maka bagi seorang anak Yesus belajar dari pekerjaan  ayahnya sebagai tukang kayu.   Dengan demikian, Ia dikenal sebagai anak tukang kayu. Sebagai mana kita ketahui dari penderitaanNya bahwa pada waktunya nanti Ia akan tampil di depan publik untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa masa antara 12 tahun hingga sekitar 30 tahun adalah masa persiapan masa muda Yesus untuk melakukan pekerjaan yang Bapa berikan kepadaNya
( Luk. 2:52).
II.8.2. Permulaan Pelayanan Yesus Kristus
Injil-injil tidak secara jelas melaporkan urutan kronologis secara menyeluruh tentang kasih pelayanan Yesus. Demikian juga tidak secara mendetail menceritakan urutan peristiwa yang terjadi atau Yesus lakukan di Palestina. Oleh karena itu, kita tidak bisa menentukan secara mendetail turutan peristiwa pelayanan Yesus. Akan tetapi, dari berbagai laporan Injil-injil, kita dapat membagi pelayanan-Nya atas tujuh periode, yaitu :
1. Awal pelayanan Yesus di Galilea
2. Pelayanan Yesus di Yudea  
3. Pelayanan lanjutan Yesus di Galilea
4. Yesus menarik diri dari Galilea
5. Pelayanan lanjutan Yesus di Yudea
6. Pelayanan Yesus di Perea, dan  
7. Pelayanan Yesus pada minggu-minggu sengsara.

II.8.3. Pelayanan Kristus Di Daerah Galilea
Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan dan di cobai di padang gurun, Ia bersama beberapa murid yang Ia panggil: Simon Petrus, Andreas, Filipus, Natanael (Yoh. 1:35-51) berjalan dari Lemabah Yordan ke Galilea. Di sana, Ia melakukan mukjizat di suatu yang bernama kana, dan itu adalah mukjizat pertama (Yoh. 2:1-11)
II.8.4. Pelayanan Yesus di Perea
Pelayanan ini terutama ditemukan dalam Injil Lukas (Luk. 13-19) . Dalam bagian ini juga diceritakan tentang perjalanan Yesus ke Dekapolis (sepuluh kota), sepangjang perbatasan Galilea dan Samaria. Pada awal periode ini, Yesus mengutus 70 orang murid-Nya untuk mempersiapkan kedatangan-Nya. (Luk. 10:1-16). Ketujuh puluh orang murid itu kemudian kembali dengan sukacita dan melaporkan bahwan setan pun diusir dalam nama Yesus.
Bnayak bahan yang dilaporkan oleh Lukas yang tidak kita jumpai dalam Injil-injil lain. Misalnya, perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati ( Luk. 10: 25-37), perumpamaan tentang domba yang hilang, koin yang hilang dan anak yang hilang ( Luk. 15:1-32), perumpaan tentang hakim yang tidak benar (Luk. 18:1-8), serta perumpaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai ( Luk, 18:9-14). Menurut Injil Yohanes, ketika Yesus mendekat ke Yerusalem, dan membangkitkan Lazarus ( Yoh.11:17-40)

II.8.5. Pelayanan Kristus Di Yudea
Setelah tinggal selama beberapa waktu di Kapernaum, Ia berjalan menuju selatan, ke Yerusalem di Yudea, pada waktu perayaan Paskah (Yoh, 2:12,13). Di Yerusalem, Ia melihat orang berjualan di dalam bait Allah dan membalikkan meja penukar uang serta membuat cemeti lalu mengusir orang yang berjualan di sana (Yoh, 2:13-22). Sesudah itu, pada waktu malam Ia ditemui oleh Nekodemus (Yoh.3:1-21). Pelayanan Yesus di Yudea berakhir ketika Ia melakukan perjalanan kembali ke Samaria. Di Samaria, Ia berjumpa dengan perempuan Samaria di sumur Yakub (Yoh. 4:1-42). Sesudah itu,Ia meneruskan perjalanNya ke Galilea.

II.8.6. Kematian Yesus
Setalah Yesus mati dijatuhi hukuman mati oleh Pilatus maka Ia dibawa ke luar kota untuk disalibkan. Tempat Tengkorak ( Mrk. 15:22;Mat.27:33;Luk. 23:33). Ada dua kemungkinan penyebutan (tengkorak) itu. Pertama, karena tempat itu biasanya dilaksanakan penyaliban maka banyak tengkorak berserakan disana. Kemungkinan yang lain tempat itu adalah sebuah bukit  yang mempunyai tengkorak. Di sana Yesus disalibkan bersama dengan dua orang penjahat yang seorang di sebelah kiri dan yang lain di sebelah kanan Yesus. Sedangkan mengenai waktu penyaliban Yesus, menurut Markus, Yesus disalibkan pada jam 9:00 pagi (Mark, 15:25), sedangkan menurut Yohanes, Yesus disalibkan pada jam 12:00 siang ( Yoh, 19:14). Penjelasan yang paling dapat diterima adalah, bahwa pada zaman purba tidak ada perhitungnan waktu yang tepat seperti zaman modern ini, yang menghitung sampai menit dan detik. Yang mereka lakukan adalah membagi satu hari atas empat pembagian waktu. Masing-masing periode waktu adalah tiga jam. Markus menyebut jam 9:00 pagi, sedangkan Yohanes menyebutjam 12.00 siang, tidak lebih dari itu.

II.8.7. Kebangkitan Yesus
Keempat Injil bersama-sama melaporkan tentang kebangkitan Yesus dari dari antara orang mati (Mrk. 16:8; Mat. 28:1-10; Luk. 24:1-12; Yoh. 20:1-10). Kebangkitan Yesus itu terjadi sesudah hari sabat (Mark. 16:1,2; Mat. 28:1) yaitu pada hari pertama itu Maria Magdalena, Maria ibu Yesus dan salome pergi ke kubur Yesus hendak merempah-rempahi mayat Yesus. Persoalan yang timbul adalah, apakah para perempuan itu merasa sanggup menggulingkan batu penutup kubur itu sehingga mereka mempersiapkan rempah-rempah untuk merempahi mayat Yesus, kalaupun mereka sanggup bagaimana mungkin para perempuan itu dapat merempahi mayat Yesus jika kubur itu dimaterai dan dijaga oleh prajurit Roma (Mat. 27:66).
Hanya Matius yang melaporkan bahwa kubur Yesus dimaterai dan dijaga. Jika benar laporan Matius maka mungkin saja para perempuan itu tidak mengetahui bahwa kubur itu dimaterai dan dijaga oleh Prajurit. Maklum menurut Lukas mereka berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu (Mrk.15:40; Luk. 23:49). Mereka hanya mengetahui letak kuburan Yesus dan bagaimana mayat Yesus dibaringkan (Mrk. 15:47; Luk, 23:55). 
III. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa berita baik yang disampaikan oleh Lukas menyatakan dalam Yesus Kristus ada keselamatan sepenuhnya. Keselamatan ini juga untuk orang kafir (non-Yahudi), untuk orang hina dan berdosa. Dengan demikian, Lukas ingin menyaksikan kepada para pembaca dan ingin memberikan kebenaran dan kesungguhan tentang hal Yesus (Luk 1:14). Lukas sendiri menujukan karya tulisnya kepada Teofilus. Teofilus adalah seorang petobat nonYahudi, yang kepadanya, Lukas menganggap perlu untuk memberikan sebuah laporan yang teratur dan terperinci mengenai iman Kristen dan keberadaan orang-orang yang telah menjadi percaya. Dalam menuliskan Injilnya ini, Lukas sangat memperhatikan catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang ada sebelumnya, sehingga tingkat keakuratan informasi yang dia berikan tidak perlu diragukan lagi. Lukas menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia, manusia yang ideal kepada bangsa Yunani. Karena bangsa Yunani sudah sejak lama mendambakan ‘manusia sempurna’. Karya Lukas dirancangkan untuk memenuhi permintaan tersebut, sehingga Lukas menunjukkan bahwa injil diperuntukkan bagi semua orang.
IV. Daftar Pustaka
Benyamin Hakh, Samuel, Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, Bandung: Bina media Informasi 2015
Brotosudarmo, R.M. Drie S, Pengantar Perjanjian Baru, Yogyakarta: Penerbit ANDI
Klapwijk, Jasper, Kabar Baik Dari  Perjanjian Baru, Jakarta:YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH, 2015
M. Dunnet,Walter, Pengantar Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas 2013
Tenney, Merrill C, Survei Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1953
Tim Dosen, Kilas Singkat Seputar Pengenalan Perjanjian Baru 1, Tarutung: STAKPN, 2018
V. Sumber Lain


Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1953), 219-220
Jasper Klapwijk,Kabar Baik Dari  Perjanjian Baru, (Jakarta:YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH, 2015), 54
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),290
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),289-290
 Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),291-292
R.M. Drie S. Brotosudarmo, Pengantar Perjanjian Baru, ( Yogyakarta: Penerbit ANDI), 182
Tim Dosen, Kilas Singkat Seputar Pengenalan Perjanjian Baru 1, (Tarutung: STAKPN, 2018), 127
R.M. Drie S. Brotosudarmo,Pengantar Perjanjian Baru,(Yogyakarta:Penerbit ANDI), 184
Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas 2013), 20
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015) ,
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),292
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ), 295-296
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ), 296
 Ibid 296-297
 Ibid 297
 IBID, 297-298
 Jasper Klapwijk,Kabar Baik Dari  Perjanjian Baru,(Jakarta:YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH, 2015), 54
Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas 2013), 20-21
Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ), 49-50 
 Ibid 51-53
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),53
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),56-57
 Ibid, 54
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),60-61
 Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung: Bina media Informasi 2015 ),62


0 comments

Post a Comment

Kitab I dan II Raja-Raja

Kitab I dan II Raja-Raja I.  Pendahuluan Kitab  I dan II Raja-Raja ini merupakan lanjutan dari merupakan lanjutan Kitab I dan II Samue...