Monday, 10 February 2020

Tuhan, Manusia dan Alam menurut Hindu


Tuhan, Manusia dan Alam menurut Hindu
I. Pendahuluan
Dalam konsep kali ini kami akan membahas tentang Tuhan, Manusia, dan Alam menurut hindu. Dari setiap konsep yang menggunakan filsafatnya, sampai kepada Tuhan tentang segala suatu penciptaan alam ataupun yang beranggapan yang terjadi pada alam semesta ini. Ketiga hubungan ini meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan yang saling terkait satu sama yang lain. Dalam pembahasan ini kami akan memaparkan tentang Tuhan, Manusia, Alam menurut Hindu. Semoga sajian kami ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita, Tuhan Yesus Memberkati.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Tuhan Menurut Hindu
Tuhan adalah suatu yang diyakini, dipuja dihormati dan disembah oleh manusia yang dipahami sebagai Mahakuasa, Mahaperkasa dan sebagainya. Di dalam Agama Hindu ada ajaran yang di sebut Tri mukti, yang di dalam Agama Hindu disebut ajaran tentang Tri Purusa. Ajaran ini mengajarkan adanya 3 bentuk dari Tri mukti dari Brahman yaitu: Brahma ( pencipta), Wisnu ( pemelihara), Siwa ( perusak). Menurut kepercayaan agama Hindu percaya kepada Tuhan yang satu menganggap Tuhan adalah pusat segala kehidupan di alam semesta.
2.2. Konsep Tuhan Menurut Agama Hindu
Dalam keyakinan Agama Hindu ada tiga Dewa yang mereka percaya yang disebut dengan Trimurti yaitu:
A. Dewa Brahma ( Pencipta)
Dewa Brahma memiliki 4 kepala. Agaknya rakyat India tidak begitu tertarik kepada Dewa Brahma sebab diseluruhnya India hanya ada satu Kuil baginya, yaitu di Pushkar, di Rajputana. Brahma dipandang sebagai pencipta dunia.
B. Dewa Wisnu ( Pemelihara)
Dewa Wisnu memiliki 4 tangan berwarna hitam. Di tangannya ia memegang kulit kerang, cakra, gada, dan bunga teratai ia berkendaraan burung garuda sebagai pemelihara dunia, Wisnu dipandang sering meninggalkan sorganya untuk menitis guna membinasakan kejahatan dan meneguhkan kebaikan.
C. Dewa Siwa ( Perusak)
Dewa Siwa lain daripada Dewa Wisnu, mereka memiliki dua sifat yang bertentangan. Ia digambarkan sebagai mata-mata ditempat yang mengerikan, misalnya dimedan pertempuran, di tempat pembakaran mayat, dan lain sebagainya. Ia menggunakan kalung dari tengkorak dan senantiasa dikelilingi roh-roh jahat serta ia merusak segala sesuatu.
2.3. Konsep Alam Menurut Agama Hindu
Agama Hindu memiliki pemahaman bahwa seluruh alam adalah Tuhan, dan Tuhan itu adalah seluruh alam, manusia, binatang, tumbuh -tumbuhan adalah bagaian dari Tuhan yang dapat dilihat dengan mata.
Di alam semesta hanya ada satu penguasa, Beliau mengatur alam semesta ini dan dari beliau alam semesta ini muncul. Secara pasti tentu sangat sulit untuk mengetahuinya, lebih dihubungkan dengan keberadaan umur manusia yang sangat terbatas.
Namun demikian, para ahli mencoba menafsirkan keberadaan-Nya. Alam atau Brahmana Agung ini dahulu pernah tidak ada lalu ada, kemudian tidak ada lagi dan demikian seterusnya berulang-ulang kali. Pada saat alam semesta ini ada disebut masa Brahmana Diwa ( siagn hari Brahma) dan ketika alam semsesta tiada disebut dnegan “Pralaya” atau “Brahmakta” (malam hari Brahma).
2.4.  Pengertian Manusia Menurut Agama Hindu
Dalam persepsi Agama Hindu manusia berasal dari bahasa Sansekerta “Manusha” yang artinya makhluk hidup memiliki pikiran dan manusia memiliki kesempurnaan yang memiliki akal budi dan dirinya sendiri menemui penciptanya.
2.4.1. Pandangan Hindu Tentang Manusia
A. Zaman Weda Samhita
Pada zaman Weda Samhita belum ada keterangan yang jelas tentang manusia yang agak dapat di pastikan ialah bahwa jiwa manusia dipandang sebagai tidak dapat mati. Barang siapa yang hidup dengan baik dan saleh sesudah mati jiwanya akan masuk surga dan ditempatkan yang penuh kegirangan bersama-sama dengan Dewa
B. Zaman Brahmana
Zaman Brahamana sudah ada uraian yang agak terperinci mengenai manusia. Berdasarkan pengamatan bahwa manusia terdiri dari dua bagian yaitu yang tampak dan tidak tampak. Bagian yang tampak di sebut rupa yang tersusun dari lima unsur yaitu: rambut, kulit, daging, tulang dan sumsum. Bagian yang tidak tampak di sebut Narda yang  terdiri dari unsur-unsur yang menentukan hidup yaitu nafas (Prana atau Atman), akal (Buddhi), pemikiran (Manas), penglihatan (Caksui) , dan pendengaran (Srotta).
C. Zaman Upanisad
Zaman Upanisad, Atman di pandang sebagai bagian dari Brahman. Baik tubuh maupun jiwa manusia mengalir keluar dari Brahman yaitu sebagai bagian yang kasar dan yang halus.
2.4.2. Golongan kasta Manusia dalam Agama Hindu
Menurut tradisi Hindu kasta adalah pembagian-pembagian didalam masyarakat yang didasarkan pada kedudukan manusia seperti perusha antara lain:
A. Brahmana
Kasta Brahmana berasal dari Perusha. Yang termasuk kata Brahmana adalah para pendeta yang memimpin pelayanan dan upacara-upacara keagamaan serta menyakinkan ayat-ayat kitab suci.
B. Kesatria.
Kasta Kesatria berasal dari lengan perusha. Kasta ini telah membentuk para prajurit dan penguasa India.
C. Waisya
Kasta Waisya berasal dari paha perusha, dan membentuk pusat-pusat kehidupan ekonomi dan sosial negara, seperti pengusaha dan pedagang.
D. Sudra
Kasta yang berasal dari kaki perusha, seperti para petani dan pekerja kasa.
E. Paria
Kasta ini paling rendah dan tidak terlalu dianggap. Kasta ini seperti pengemis, gelandagan (orang-orang hina).




2.5. Pengertian Alam Menurut Agama Hindu
Agama Hindu memiliki pemahaman bahwa seluruh alam adalah Tuhan, dan Tuhan itu adalah seluruh alam. Manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan adalah bagian dari Tuhan yang dapat dilihat dengan mata. Semboyannya adalah Tuhan, Tuhan adalah semua, dan semua adalah satu tujuan dari akhir hidup manusia adalah bersatu dengan Tuhan.
2.6. Pandangan Agama Hindu Terhadap Manusia
Dalam ajaran Hindu, Purusa dan Prakerti merupakan dua unsur pokok yang terkandung daam setiap materi di dalam semesta, Purusa adalah unsur yang bersifat kejiwaan sedangkan Prakerti adalah unsur yang bersifat material. Pada penciptaan alam semesta, Prakerti berevolusi menjadi Pancatanmatra yaitu lima benih yang belum berukuran. Pancatanmatra melalui evolusi yang panjang akhirnya menjadi Pancamahabhita, yakni lima unsur materi:
1. Pertiwi (zat padat)
2. Apah (zat cair)
3. Teja (plasma, api, kalor)
4. Bayu ( zat gas)
5. Akasa (ether atau disebut yang tidak memiliki oksigen)
Kelima unsur ini kemudian membentuk anggota alam semesta seperti matahari, bumi, bulan, bintang-bintang, planet-planet. Alam ini dipandang oleh Hinduisme sebagai diciptakan oleh Dewa Brahamana. Dalam tiap-tiap penciptaan terdapat zaman-zaman yang mengandung 4 tingkatan (periode), yaitu:
1. Kreta Yogs adalah zaman terdapat kebahagiaan abadi.
2. Dvapara Yoga adalah zaman mulai timbul dosa/noda-noda
3. Treta Yoga adalah zaman yang penuh sengsara dan merajalelanya dosa-dosa.
4. Kali Yoga adalah zaman yang penuh kejahatan yang banyak menimpa umat manusia.
Akhirnya sebagai periode penutp, maka timbullah masa Pralaya yaitu kehancuran total dari pada alam. Tetapi sesudah itu Dewa Brahmana menciptakan algi dunia baru di mulai pada malam Brahaman yang di gambarkan sebagai malam gelap gulita.
2.7. Hubungan Manusia dengan Alam dalam Agama Hindu
Pengamatan terhadap manusia membawa para filsuf Hindu pada pemahaman tentang pengertian manusia mereka melihat kekuatan-kekuatan yang ada pada manusia tidak bertindak satu persatu melainkan pada pendukungnya. Walaupun manusia ada kekuatan untuk berjalan, melihat, mendengar, berbicara. Mata tidak melihat sendiri, telinga tidak mendengar sendiri, namun dipekerjakan oleh manusianya. Ada kesatuan dan kesulurhan pada manusia. Jadi menurut filsuf India hubungan manusia dengan alam semesta mengatakan bahwa segala kekuatan dengan alam semesta terdapat juga pada manusia. Di alam ada angin dan pada manusia ada nafas, ada matahari yang bersinar dan ada mata yang bersinar pula pada manusia, alam mempunyai bumi serta tumbuh-tumbuhan dan memiliki tubuh atau badan. Badai topan pada alam disamakan pada kemarahan manusia. Jadi manusia merupakan pengkhususan alam. Sifat-sifat alam ada pada manusia maka pusat manusia adalah pusat alam. Manusia dan alam bukanlah dua hal melainkan satu jika manusia ingin merasakan dan mengalami kesatuannya maka Ia harus merasakan dengan alam. Barang siapa yang mengenal dirinya harus melihat kenyataan yang ada di dunia. Maka merawat alam adalah tugas manusia sebagai kesatuan dengan alam.
2.8. Hubungan Manusia dengan Tuhan dalam Agama hindu
Menurut filsafat India senantiasa membuat manusia dengan Tuhan menjadi satu. Manusia memiliki tujuan hidup untuk mengetahui dan melaksanakan kebenaran. Barang siapa yang dapat mencapai tujuan hidup itu akan berubah pikirannya, baik mengenai dirinya sendiri maupun tentang dunia. Menurut pemahaman Hindu, manusia tidak dapat melakukan kesalahan terhadap aturan Brahman (yang kuasa) karena Brahmanalah yang memiliki kekuasaan. Ajaran Hindu mengajarakan umatnya untuk meyakini dengan keesaan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa keyakinan dasar dalam agama Hindu, yaitu
A. Percaya kepada Tuhan ( Widdhi Sraddha)
B. Percaya dengan adanya percikan dari Tuhan ( Atma Sraddha)
C. Percaya dengan segala perbuatan dan membuahkan hasil kepada yang melakukannya (Karma Pala Sraddha)
D. Percaya dengan kehidupan manusia didunia ini dan selalu mengalami penjelmaan kembali (Samsara atau Purnabahwa Sraddha)
E. Percaya kepada pelepasan manusia dengan duniawi (Moksa Sraddha)
2.9. Konsep Tuhan, Manusia, Alam Dalam Agama Hindu
1. Ajaran tentang Tuhan atau realitas yang tertinggi
Agama Hindu memandang kepada Tuhan atau realitas yang tertinggi sebagi zat yang tak dapat ditembus oleh bakal manusia, tak dapat digambarkan bagaimana dan tak dapat diuraikan sebab zat yang mutlak adalah bahwa yang tak berwujud, esa tanpa bagian dan tak berbagi, trasenden, bebas dari segala hubungan dan sifat. Segala hubungan yang ada terjadi karena penjelmaan, dari yang halus tanpa bentuk hingga yang kasar berbentuk.
2. Ajaran tentang alam
Agama Hindu mengajarkan, bahwa alam semesta dengan segala isinya mengalir dari zat yang mutlak, baik yang melewati anasir-anasir bendani, maupun yang melewati anasir-anasir sabda. Oleh karena itu maka zat yang mutlak meliputi seluruh alam semesta dan berada didalam segala yang ada. Oleh karena segala anasir itu zat yang mutlak, seperti halnya dengan Brahman, menjadi penghubung batinnya serta pengawasnya, dan menyebabkan segala sesuatu bergerak.
3. Ajaran tentang manusia
Agama Hindu maupun agama Buddha juga mengajarkan, bahwa manusia, secara badani dan rohani adalah suatu penjelmaan zat yang mutlak. Demikianlah zat yang mutlak itu juga meliputi seluruh bagian manusia. Oleh karena itu juga meliputi seluruh bagian manusia. Oleh karena itu tidak ada perbedaan antara zat yang mutlak dan manusia.

III. Kesimpulan
 Manusia dan Alam tidak dapat dipisahkan karena sama-sama ciptaan Tuhan. Alam berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia, dan begitupun manusia haruslah menjaga alam. Sebab tujuan hidup manusia dalam konsep Hindu memberikan tempat yang utama tentang ajaran dan tujuan hidup manusia. Ajaran agama Hindu mengajarkan umat Hindu untuk menyakini dan percaya kepada Tuhan dengan demikian manusia adalah pengkhususan dari Allah sehingga dapat di analogikan jika sifat-sifat alam pada manusia adalah pengkhususan alam sehingga kita harus melestarikan alam bukan hanya mengambil apa yang perlu untuk kita dengan semena-mena jadi tujuan hidup manusia seharusnya adalah untuk menyadari dirinya sendiri dan menyadari bahwa tugas yang diberikan Tuhan.

IV. Refleksi Teologis
Sebagaimana Tuhan adalah sebagai pencipta dan manusia adalah hasil dari ciptaan Tuhan dalam kejadian1:28-29 Tuhan memerintahkan manusia untuk memilihara dan merawat ciptaannya, dan inilah dasar utama bagi manusia untuk tidak merusak alam ciptaan manusia untuk memilihara dan menjaga ciptaannya seperti alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Dan demikina juga terkhususnya tanah yang menjadi tempat tinggal manusia dan menjadi sumber makanan bagi alam yang lainnya. Dalam alkitab kita dapat melihat banyak alur tradisi, dan karenanya juga aneka cara pengungkapan hubungan manusia dengan alam. Suatu tradisi memperoleh tahap yang berbeda dalam sejarah religius, tergantung pada situasi gereja serta tuntut-tuntan yang di bebankan kepada gereja. Kita harus lebih banyak tradisi-tradisi dalam alkitab misalnya, alur pikiran yang sumber dari teologi perajanjian Daud, Mazmur, kepustakaan Hikamat, Ayub dan sebagainya) yang akan berfungsi sebagai koreksi yang diperlukan terhadap situasi sekarang ini.

V. Daftar pustaka
KBBI…
Hadiwijono Harun, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta:BPK-GM,2012)
Honig A.G ,Ilmu Agama ,(yogyakarta:Kanisius,2009)
Sahenk Dafid, Ilah ilah, ( Jakarta:BPK-GM,2006)
Baktiar Amsal ,Filsafat Agama,(jakarta:Logos Waccana Ilmu,1999)
Arifin H.M., Belajar Memahami Ajaran Agama-Agama Besar,(Jakarta :C.V. sera jaya,1980)
Takwin Bagus ,Filsafat Timur Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur,(Bandung:jalasustra,2008)
Hadiwijono Harun, Agama Hindu dan Budha, (Jakarta:BPK-GM,2010)
 I Wayan,Midastra,dkk,Agama Hindu,(Jakarta: Ganeca Exact,2007)

0 comments

Post a Comment

Kitab I dan II Raja-Raja

Kitab I dan II Raja-Raja I.  Pendahuluan Kitab  I dan II Raja-Raja ini merupakan lanjutan dari merupakan lanjutan Kitab I dan II Samue...